Dalam dunia ekonomi, terdapat dua jenis sistem yang sering diperbincangkan, yaitu ekonomi konvensional dan ekonomi syariah. Kedua jenis ekonomi ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengatur sistem keuangan dan bisnis. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah mana yang lebih berkelanjutan di masa depan.
Dalam ekonomi konvensional, sistemnya didasarkan pada prinsip-prinsip kapitalisme dan liberalisme. Sementara itu, ekonomi syariah didasarkan pada ajaran agama Islam, yang melarang riba dan aktivitas yang dianggap haram menurut agama Islam. Namun, dalam kenyataannya, kedua jenis ekonomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Menurut sejumlah ahli ekonomi, ekonomi syariah dianggap lebih berkelanjutan dalam jangka panjang karena prinsip-prinsipnya yang lebih etis dan bertanggung jawab. Dr. M. Umer Chapra, seorang ekonom Islam terkemuka, menyatakan bahwa ekonomi syariah lebih berfokus pada keadilan dan keberpihakan terhadap masyarakat yang lebih luas.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ekonomi konvensional masih lebih dominan dalam perekonomian global saat ini. Hal ini disebabkan oleh kemudahan akses dan fleksibilitas yang dimiliki oleh sistem ekonomi konvensional. Namun, dampak negatif seperti ketimpangan sosial dan lingkungan yang diakibatkan oleh ekonomi konvensional juga harus dipertimbangkan.
Dalam konteks Indonesia, ekonomi syariah mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan syariah di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya prinsip-prinsip ekonomi syariah dalam membangun keberlanjutan ekonomi.
Dalam mengambil keputusan antara ekonomi konvensional dan ekonomi syariah, penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang diusung oleh masing-masing sistem. Sebagai masyarakat yang semakin terbuka dan terhubung secara global, pemahaman akan kedua jenis ekonomi ini akan semakin penting untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.