Bisnis saat ini tidak lagi bisa mengandalkan model konvensional untuk bertahan di era digital. Mengubah paradigma bisnis dengan adopsi jenis ekonomi digital menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk tetap relevan dan bersaing dalam pasar yang terus berkembang pesat.
Menurut CEO Microsoft, Satya Nadella, “Digital is the new normal” dan hal ini menggambarkan betapa pentingnya transisi menuju ekonomi digital dalam dunia bisnis saat ini. Dalam konteks ini, mengubah paradigma bisnis tidak hanya sebatas mengadopsi teknologi, tetapi juga mengubah mindset dan strategi perusahaan secara menyeluruh.
Salah satu ahli ekonomi digital, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, M.Sc., Ph.D., menekankan bahwa adopsi jenis ekonomi digital dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti efisiensi operasional, peningkatan produktivitas, dan pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Dalam mengubah paradigma bisnis dengan adopsi jenis ekonomi digital, perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal penting. Pertama, perlu adanya investasi dalam teknologi yang relevan dan inovatif. Kedua, perusahaan juga perlu mengembangkan SDM yang memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang digital.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan perubahan dalam pola konsumen dan pasar yang semakin digital. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan penyesuaian dan inovasi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin kompleks dan beragam.
Dengan mengubah paradigma bisnis dengan adopsi jenis ekonomi digital, perusahaan dapat mengoptimalkan potensi bisnisnya dan meningkatkan daya saing di pasar global. Sebagai kata kunci dalam era digital, adopsi jenis ekonomi digital menjadi langkah strategis yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan yang ingin tetap relevan dan sukses dalam bisnisnya.