Mengingat Kembali Inflasi Terparah di Indonesia: Apa yang Bisa Kita Pelajari?


Mengingat kembali inflasi terparah di Indonesia: Apa yang bisa kita pelajari?

Siapa yang tidak ingat dengan masa-masa inflasi terparah di Indonesia yang terjadi pada tahun 1998? Inflasi saat itu mencapai angka yang sangat tinggi, membuat harga-harga melonjak dengan cepat dan kondisi ekonomi negara terguncang. Mengingat kembali periode tersebut, kita dapat belajar banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran berharga untuk menghadapi kondisi serupa di masa depan.

Menurut ekonom senior, Faisal Basri, inflasi yang tinggi dapat merugikan banyak pihak, terutama masyarakat menengah ke bawah. Ia menekankan pentingnya kebijakan moneter yang stabil untuk mencegah melonjaknya inflasi yang berdampak negatif bagi perekonomian. “Kita harus belajar dari pengalaman masa lalu agar tidak mengulang kesalahan yang sama,” ujar Faisal Basri.

Salah satu faktor yang dapat memicu inflasi adalah ketidakstabilan nilai tukar rupiah. Ketika nilai tukar rupiah melemah secara drastis, harga-harga barang impor akan naik, menyebabkan inflasi yang tinggi. Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu melakukan intervensi yang tepat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar inflasi tetap terkendali.

Selain itu, kebijakan fiskal yang kurang hati-hati juga dapat menjadi pemicu inflasi. Pengeluaran pemerintah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya inflasi yang tinggi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang baik untuk mencegah terjadinya inflasi yang merugikan.

Dari pengalaman inflasi terparah di Indonesia pada tahun 1998, kita bisa belajar bahwa stabilitas ekonomi sangat penting untuk mencegah terjadinya inflasi yang merugikan. Kita harus mengingat kembali periode tersebut dan mengambil hikmah agar bisa menghadapi kondisi serupa di masa depan dengan lebih baik. Semoga kita bisa belajar dari masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik.