Perkembangan inflasi Juni 2024: Apakah meningkat atau menurun? Pertanyaan ini tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia, terutama para pelaku ekonomi dan keuangan. Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menilai stabilitas ekonomi suatu negara.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan inflasi Juni 2024 menunjukkan adanya peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Inflasi bulan Juni ini mencapai angka 3,5%, sedikit lebih tinggi dari bulan Mei yang sebesar 3,2%. Meskipun mengalami kenaikan, angka inflasi bulan Juni masih dalam batas yang wajar.
Menurut ekonom senior, Dr. Budi Santoso, peningkatan inflasi pada bulan Juni bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan harga pangan. “Kenaikan harga BBM secara langsung akan berdampak pada naiknya harga-harga barang dan jasa. Begitu pula dengan kenaikan harga pangan, yang bisa memicu terjadinya inflasi,” ungkap Dr. Budi.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan pandangan tersebut. Menurut Prof. Sarwono, ekonom terkemuka, inflasi yang terjadi pada bulan Juni sebenarnya lebih disebabkan oleh faktor-faktor permintaan. “Selama bulan puasa dan menjelang Lebaran, permintaan akan barang dan jasa meningkat drastis. Hal ini bisa memicu kenaikan harga dan akhirnya inflasi,” jelas Prof. Sarwono.
Meskipun terjadi peningkatan, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter di Indonesia telah menetapkan kebijakan yang tepat untuk mengendalikan inflasi. Gubernur BI, Perry Warjiyo, optimis bisa menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali. “Kami terus melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi, termasuk dengan menjaga agar nilai tukar rupiah tetap stabil dan mengendalikan kenaikan harga komoditas,” ujar Perry.
Dengan begitu, meskipun terjadi peningkatan, perkembangan inflasi Juni 2024 masih dalam kendali dan tidak perlu dicemaskan secara berlebihan. Semua pihak diharapkan tetap waspada dan berkolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.