Tantangan dan peluang dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan topik yang tengah hangat diperbincangkan di kalangan ahli ekonomi dan pembuat kebijakan. Tantangan ini tidak bisa dianggap remeh, namun di dalamnya juga terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut Prof. Dr. Rhenald Kasali, tantangan utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah ketidakstabilan ekonomi global dan ketidakpastian kondisi politik di dalam negeri. “Kita harus mampu menghadapi tantangan ini dengan bijaksana dan mencari peluang di tengah-tengah kesulitan,” ujar Prof. Rhenald.
Salah satu peluang dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah melalui pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dr. Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan bahwa “kita harus memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya alam tidak merusak lingkungan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.”
Namun, tantangan dalam hal ini adalah adanya kepentingan yang bertentangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan. Menurut Prof. Dr. Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, “kita harus mampu mencari keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.”
Selain itu, tantangan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan juga terletak pada kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pembangunan berkelanjutan. Dr. Irwansyah, seorang ahli ekonomi pembangunan, menegaskan bahwa “tanpa kesadaran masyarakat, upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan sulit terealisasi.”
Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diperlukan kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.